Tuesday, August 2, 2011

Setting DHCP Pada Debian Lenny (Debian 5)

Dynamic Host Configuration Protocol (DCHP), digunakan untuk melayani request IP Address dari client. Fungsinya agar kita tidak mengkonfigurasi IP secara manual pada computer client. Client akan meminta IP Address pada server, kemudian server akan memberikan alokasi ip yang tersisa dan akan disetting secara otomatis dengan syarat settingan IP client harus obtain.
Nah kali ini, kita akan belajar cara mengkonfigurasi/memasang DHCP pada Debian 5 Lenny.
1. Kita harus menginstall paket DHCP Server pada Debian yang bernama "dhcp3-server".
Ketikkan perintah "apt-get install dhcp3-server" (tanpa tanda kutip). Maka akan muncul tulisan seperti ini:
Generating /etc/default/dhcp3-server...
Starting DHCP server: dhcpd3check syslog for diagnostics. failed! failed!
invoke-rc.d: initscript dhcp3-server, action "start" failed.

Memang setiap kali installasi dhcp server, akan muncul pesan failed karena settingan IP Address kita memang tidak sesuai dengan Ip Address pada file konfigurasi default dhcp3-server yang baru kita install.

2. Nah... Langkah kedua, kita sesuaikan konfigurasinya dengan mengubah konfigurasi default dhcp3-server. Kita langsung masuk saja ke file konfigurasi dhcp3-server yang bernama dhcpd.conf. Caranya, ketik : "nano /etc/dhcp3/dhcpd.conf ". Lalu cari tulisan seperti dibawah ini:
# A slightly different configuration for an internal subnet
# subnet 10.5.5.0 netmask 255.255.255.244 {
# range 10.5.5.26 10.5.5.30;
# option domain-name-servers ns1.internal.example.org;
# option domain-name "internal.example.org";
# option routers 10.5.5.1;
# option broadcast-address 10.5.5.31;
# default-lease-time 600;
# max-lease-time 7200;
#}
Hilangkan semua tanda pagar dan ganti sesuaikan dengan settingan interface yang sudah kita bahas pada artikel sebelumnya. Nantinya akan menjadi seperti ini:
# A slightly different configuration for an internal subnet.
subnet 192.168.1.0 netmask 255.255.255.0 {
range 192.168.1.3 192.168.1.254;
option domain-name-servers 192.168.1.2;
option domain-name "smkn7smg.sch.id";
option routers 192.168.1.1;
option broadcast-address 192.168.1.255;
default-lease-time 600;
max-lease-time 7200;
}
Save dengan cara Ctrl + X laluY, tekan Enter. Tanda p agar pada tulisan "A slightly ..." jangan dihapus karena itu merupakan sebuah comment. Subnet selalu diakhiri dengan angka 0 (nol). Netmask kita sesuaikan kebutuhan saja. Disini range diisi dengan IP 192.168.1.3 sampai 192.168.1.254 berarti IP yang nanti diberikan kepada client adalah IP tersebut. Sedang option domain-name-servers diisi dengan IP Address kita (server) sesuai settingan interface. Dan option domain-name diisi dengan alamat/domain yang nanti akan dipakai.
3. Tentukan interface mana yang akan digunakan untuk melayani dhcp server. Pilih ethernet sesuai IP Address yang tadi kita setting pada interface.
# On what interfaces should the DHCP server (dhcpd) serve DHCP requests?
# Separate multiple interfaces with spaces, e.g. "eth0 eth1".
INTERFACES=""
Karena pada tutorial ini menggunakan eth0 maka nantinya menjadi seperti ini:
# On what interfaces should the DHCP server (dhcpd) serve DHCP requests?
# Separate multiple interfaces with spaces, e.g. "eth0 eth1".
INTERFACES="eth0"
4. Setelah di sava. Langkah terakhir adalah me-restart dhcp3-server dengan perintah "etc/init.d/dhcp3-server restart".

Nah setelah semua langkah dilakukan dengan benar, kita bisa mengecek pada pc client. Ingat dengan syarat setting dulu mode penentuan ip addressnya. Yaitu dengan memilih pilihan "Obtain ip automatically".